Selasa, 02 Juni 2015

Keindahan yang Allah ciptakan

Pernah ga sih waktu kecil pingin naik keatas awan? sampai sekarang udah semakin dewasa pun saya masih pingin tuh..hehe
Lihatlah salah satu kebesaran Allah SWT ini, indah bukan? inilah salah satu hadiah yang saya dapatkan setelah bersusah payah mendaki gunung, jenis olahraga yang cukup berat lho untuk kaum perempuan. Dari mulai persiapan fisik, perlengkapan barang dan  dana adalah bagian dari pengorbanan yang harus dilakukan. Persiapan harus sangat matang sebelum melakukan pendakian, tentu saja agar bisa kembali dengan selamat.
Mendaki gunung bukanlah untuk unjuk diri, tapi justru untuk mendekatkan diri dan mengevaluasi diri sebagai hamba Allah SWT. Betapa terasa kecil kita sebagai manusia ketika mendaki sebuah gunung, betapa kita sebagai hambanya begitu lemah ketika rasa lelah yang begitu menyiksa, angin dingin yang menerpa, hujan yang turun deras, petir yang menyambar atau pun ketika terik matahari membakar. Sungguh kita ini hanyalah makhluk yang kecil, yang hanya mampu meminta perlindungannya. Bukanlah suatu hal yang tidak mungkin ketika berada di alam terbuka dengan diri yang angkuh tanpa mengingat Allah suatu hal terjadi, entah itu berupa rintangan saja atau justru bahaya yang bisa merenggut nyawa.Tanpa izin Allah kita tidak akan bisa mencapai puncak tertinggi, keindahan itu belum tentu bisa diraih tanpa izinnya, karena bisa saja keindahan itu Allah tutup dengan kabut tebal misalnya. 
Banyak kebesaran Allah yang bisa kita sadari dengan mengamati setiap apa yang ada dilangit dan bumi ini. Mendaki gunung hanyalah salah satu media untuk menyadarinya, betapa indahnya bumi yang Allah berikan untuk di tinggali umat manusia, menatapnya dari ketinggian sungguh luar biasa rasanya. Ketika kita melebihi tinggi awan yang biasanya menaungi dan menatap naungan tersebut yang bagaikan tempat tidur berkualitas tinggi adalah hal yang patut disyukuri. Dan maha besar Allah dengan segala kuasanya menciptakan dunia ini.
Dan ini bentuk hadiah lain yang saya dapatkan, demi melihat naiknya sang fajar ke permukaan bumi ini waktulah yang harus di korbankan. Dalam keadan kantuk, dingin dan gelap menapaki setiap pendakian dengan bermodalkan penerangan yang minim merupakan pengorbanan yang lebih demi harapan yang lebih tinggi dari hanya mencapai puncak tertinggi, melihat sang matahari terbit. Inilah ciptaan Allah yang sungguh luar biasa matahari yang selalu menerangi setiap sudut bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar